Waspada Black Mold, jamur berbahaya yang mengintai diding rumah

DKI Jakarta – Saat musim hujan atau cuaca lembap, menyimpan rumah tetap kering memang sebenarnya penting. Namun, ada ancaman lain yang mana rutin terabaikan yaitu black mold atau jamur hitam.
Jamur ini biasanya bertambah dalam dinding rumah, khususnya ke area lembap yang digunakan minim cahaya matahari. Sekilas terlihat sepele, namun keberadaan black mold sanggup berdampak kritis bagi kesehatan, mulai dari kelainan pernapasan hingga reaksi alergi.
Black mold sendiri adalah jenis jamur berwarna gelap, biasanya hijau tua atau hitam. Salah satu jenis yang dimaksud banyak berubah menjadi perhatian adalah Stachybotrys chartarum. Jamur ini meningkat lalu menyebar pada bahan-bahan yang dimaksud mengandung banyak selulosa, seperti komoditas berbahan kertas, kayu, atau drywall (papan gipsum).
Black mold membutuhkan suhu hangat serta kelembapan membesar untuk tumbuh. Itulah mengapa jamur ini kerap ditemukan ke area rumah yang lembap atau pernah mengalami kehancuran akibat air, seperti di dalam ruang bawah tanah, kamar mandi hingga sekitar jendela.
Bagi sebagian besar orang, keberadaan jamur hitam dalam rumah memang sebenarnya tidaklah dengan segera menyebabkan penyakit kritis atau kematian. Namun, paparan jamur ini tetap mampu menyebabkan hambatan kesejahteraan tertentu, khususnya apabila dibiarkan terus-menerus.
Penyebab munculnya Black Mold
Jamur, diantaranya black mold, adalah bagian alami dari lingkungan. Mereka membantu menguraikan flora serta pohon yang tersebut mati. Jamur berprogres biak dengan mengurangi spora kecil ke udara, yang mana kemudian mampu masuk ke di rumah melalui jendela, pintu, atau menempel di sepatu juga bulu hewan peliharaan. Black mold akan berkembang jikalau menemukan situasi yang mana mendukung, seperti:
- Kelembapan udara membesar (lebih dari 70%)
- Sumber nutrisi bagi jamur seperti drywall atau kayu
- Tersedianya oksigen
- Suhu ruangan antara 4°C hingga 38°C
Bagian rumah yang digunakan paling rutin berubah jadi sarang jamur hitam meliputi:
- Area yang dimaksud pernah mengalami kebocoran air atau banjir
- Ruangan lembap tanpa ventilasi memadai, seperti kamar mandi
- Ruang bawah tanah yang dimaksud biasanya miliki kelembapan tinggi
- Area dengan banyak embun atau kondensasi air
Seberapa berbahaya Black Mold untuk kesehatan?
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), paparan black mold dapat menyebabkan berubah-ubah hambatan kesehatan, seperti:
1. Alergi lalu iritasi
Orang yang miliki alergi umumnya lebih besar sensitif terhadap jamur. Jika terpapar, mereka sanggup mengalami gejala seperti:
- Hidung berair atau tersumbat
- Mata merah dan juga berair
- Batuk kering
- Ruam kulit
- Sakit tenggorokan
- Sinusitis
- Sesak napas
Dalam tindakan hukum yang digunakan jarang terjadi, alergi terhadap jamur bisa saja mengakibatkan kondisi yang tersebut lebih tinggi parah seperti hipersensitivitas pneumonitis kronis, yang mana gejalanya meliputi:
- Sesak napas
- Mudah lelah
- Batuk berkepanjangan (berminggu-minggu atau berbulan-bulan)
- Penurunan berat badan secara progresif
Paparan jamur juga dapat memperburuk asma atau hambatan paru-paru, teristimewa pada pendatang yang mana sudah ada mempunyai gangguan pernapasan sebelumnya.
2. Infeksi
Pada umumnya, infeksi jamur tidak ada berubah menjadi hambatan bagi warga dengan sistem imun yang sehat. Namun, pada penduduk dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV, pasien penanaman kembali organ, atau mereka yang menjalani perawatan kanker, infeksi jamur bisa jadi bermetamorfosis menjadi berbahaya.
Menjaga kebersihan lalu kelembapan rumah adalah langkah penting untuk menjaga dari perkembangan black mold. Dengan memperhatikan area yang tersebut rawan lembap juga segera mengatasi kehancuran air, kita dapat menciptakan lingkungan yang tersebut lebih tinggi baik serta enak bagi keluarga.
Artikel ini disadur dari Waspada Black Mold, jamur berbahaya yang mengintai diding rumah