Mengenal 3 jenis panjat tebing pada kompetisi resmi

Ibukota – Panjat tebing tak cuma dikenal sebagai aktivitas ekstrem yang dimaksud menantang adrenalin, tetapi juga telah lama tumbuh menjadi cabang olahraga kompetitif yang digunakan diakui secara internasional.
Dalam setiap kejuaraan, baik tingkat nasional maupun dunia, panjat tebing dibagi ke di beberapa kategori lomba yang tersebut setiap-tiap mempunyai teknik, strategi, lalu tantangannya sendiri.
Tiga kategori utama yang tersebut biasa dipertandingkan adalah Lead Climbing, Speed Climbing, kemudian Bouldering. Ketiganya miliki karakteristik unik yang mana menguji kekuatan fisik, kelincahan, juga kecerdikan pemanjat di menaklukkan dinding tebing.
Agar tambahan memahami ketiga kategori kompetisi pada olahraga panjat tebing sebelum mencoba-nya secara langsung, berikut ini ulasannya yang mana telah lama dirangkum dari bervariasi sumber.
Tiga kompetisi jenis olahraga panjat tebing
1. Speed climbing
Sesuai namanya, speed climbing adalah jenis perlombaan di dalam mana dua pemanjat berlomba secepat kemungkinan besar untuk mencapai puncak jalur panjat. Dalam kategori ini, kecepatan berubah jadi aspek utama penentu kemenangan.
Ada tiga jenis perlombaan yang tersebut termasuk dalam speed climbing, yaitu speed track, speed classic, juga speed world record. Pada speed track, pemanjat melintasi dinding panjat yang tersebut sudah ada dilengkapi pijakan serta pegangan tetap, sehingga tidaklah penting memasang titik pengaman sendiri.
Sementara itu, speed classic adalah kategori di dalam mana pemanjat berjuang berubah menjadi yang digunakan tercepat pada menyentuh titik akhir jalur panjat. Umumnya, dua pemanjat akan memanjat secara bersamaan pada dua jalur yang digunakan sebanding persis. Pemenang ditentukan dari siapa yang mana lebih lanjut dulu mencapai puncak, juga catatan waktu terbaik akan digunakan untuk menentukan peringkat akhir.
2. Lead climbing
Lead climbing merupakan cabang panjat tebing yang dimaksud menekankan pada daya tahan fisik serta strategi pemanjat. Dalam kompetisi ini, kontestan berupaya memanjat setinggi kemungkinan besar pada dinding dengan ketinggian sekitar 15 hingga 20 meter pada batas waktu tertentu.
Selama pendakian, pemanjat mengakibatkan tali lalu menyambungkannya ke titik-titik pengaman yang digunakan tersedia dalam sepanjang jalur. Pemanjat pertama bertugas memasang pengamanan ketika menanjak, sementara rekannya di dalam bawah akan mengamankan jalur melalui sistem pengamanan tali.
Penilaian pada kategori ini ditentukan berdasarkan seberapa membesar pemanjat berhasil mencapai titik akhir jalur, ditambah dengan komponen kecepatan. Biasanya, waktu yang dimaksud diberikan untuk menyelesaikan satu rute berkisar antara 5 hingga 7 menit.
3. Bouldering climbing
Berbeda dari dua kategori sebelumnya, bouldering merupakan jenis panjat tebing yang dimaksud diwujudkan pada ketinggian yang tersebut relatif rendah, biasanya sekitar 2 hingga 5 meter, tanpa bantuan tali pengaman.
Dalam kategori ini, pemanjat dituntut untuk mengandalkan kelincahan, kekuatan tubuh, dan juga ketepatan di mengambil langkah untuk menyelesaikan jalur yang tersebut sudah pernah disiapkan. Rute yang dimaksud dihadapi terdiri dari beraneka tantangan teknis pada ruang yang digunakan lebih lanjut terbatas.
Setiap partisipan memiliki waktu terbatas untuk menaklukkan beberapa rute yang digunakan berbeda. Penilaian didasarkan pada jumlah total rute yang digunakan berhasil diselesaikan (top) serta berapa kali percobaan (attempts) yang tersebut dibutuhkan. Pemanjat yang digunakan mampu menyelesaikan rute dengan percobaan paling sedikit akan mendapatkan nilai tertinggi.
Artikel ini disadur dari Mengenal 3 jenis panjat tebing dalam kompetisi resmi