Gaya Hidup

Begini cara kerja kemudian prosedur kontrasepsi vasektomi pada pria 

Ibukota Indonesia – Selain wanita, kontrasepsi sanggup direalisasikan oleh pria untuk memutuskan reproduksi. Terdapat dua jenis kontrasepsi untuk pria, salah satunya adalah vasektomi.

Vasektomi satu di antaranya kontrasepsi yang digunakan paling menonjol sebagai solusi permanen bagi pria untuk bukan memiliki anak lagi. Sehingga mampu disebut sebagai sterilisasi.

Kontrasepsi pria ini mempunyai efektivitas tinggi hingga 99% untuk cegah kehamilan dengan prosedur yang berisiko kecil. Proses pemulihannya pun relatif cepat serta tidak ada butuh waktu lama.

Namun, sebelum melakukan vasektomi, bagi pria yang sudah ada miliki pasangan, alangkah baiknya melakukan diskusi sama-sama lebih besar dulu.

Meskipun pria dari berubah-ubah usia bisa saja menjalani vasektomi, kontrasepsi ini umumnya tiada disarankan untuk merekan yang digunakan berusia pada bawah 30 tahun atau belum mempunyai anak serupa sekali.

Kemudian, terdapat pertimbangan lain untuk pria melakukan vasektomi, seperti bukan mengalami infeksi epidermis atau luka pada skrotum, infeksi saluran kemih, ada kelainan pada alat reproduksi, kemudian punya alergi anestesi atau antibiotik.

Cara kerja vasektomi pada pria

Secara medis, prosedur pelaksanaan vasektomi di antaranya operasi kecil, dengan memotong atau mengikat vas deferens, saluran di dalam pada skrotum yang digunakan mengeluarkan sperma melalui uretra pada penis.

Kontrasepsi ini bertujuan untuk menghentikan aliran sperma agar bukan bercampur dengan cairan mani pada waktu pria berejakulasi.

Seorang pria tetap sanggup mengalami orgasme juga mengeluarkan cairan mani, tetapi cairan yang dimaksud tak lagi mengandung sperma yang digunakan dapat membuahi sel telur.

Bahkan, pria yang dimaksud pada vasektomi tidak ada akan memengaruhi gairah atau maskulinitasnya. Faktor ini kerap bermetamorfosis menjadi hal yang tersebut banyak dikhawatirkan para pria ketika mendengarkan perihal vasektomi.

Namun, wajib dipahami juga bahwa efek vasektomi ini tiada secara langsung terasa seketika. Setelah vasektomi dilakukan, sperma masih sanggup tersisa di saluran reproduksi kemudian mengambil bagian pergi dari dengan air mani.

Oleh dikarenakan itu, pria yang mana baru semata menjalani vasektomi tetap disarankan untuk menggunakan kontrasepsi tambahan sampai benar-benar dipastikan air maninya bebas dari sperma.

Umumnya, butuh waktu sekitar dua bulan untuk menegaskan hal tersebut. Selama itu, pria wajib kontrol ke dokter untuk melakukan pemeriksaan efektivitas vasektomi.

Proses prosedur vasektomi secara medis

Sebelum menjalani vasektomi, dokter akan menegaskan kondisi pasien pada keadaan fit melalui pemeriksaan menyeluruh. Hal ini untuk meminimalisir risiko serta melakukan konfirmasi prosedur dapat berjalan lancar.

Sebagai bagian dari persiapan, pasien juga akan diminta melakukan beberapa hal, diantaranya:

  • Sebelum 7 hari penyelenggaraan vasektomi, pasien menghentikan konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin.
  • Pasien perlu mencukur rambut ke sekitar skrotum sehari sebelum prosedur, agar area alat kelamin terus bersih.
  • Tidak konsumsi makanan berat, lebih lanjut baik konsumsi camilan atau makanan ringan.
  • Bawa celana pada yang digunakan ketat untuk digunakan pasca vasektomi. Hal ini berfungsi membantu menopang skrotum agar tiada terlalu banyaak bergerak, sekaligus menurunkan kemungkinan bengkak atau nyeri.

Prosedur vasektomi umumnya berlangsung selama 10-30 menit. Vasektomi direalisasikan oleh dokter spesialis urologi serta anestasi lokal.

Terdapat dua metode vasektomi yang dimaksud dapat dilakukan, yakni vasektomi konvensional lalu tanpa pisau bedah (tidak disayat).

Pertama, metode vasektomi konvensional melibatkan pembuatan satu atau dua sayatan kecil pada skrotum untuk mengakses vas deferens.

Setelah saluran sperma diangkat, dokter akan memotong lalu menangguhkan ujungnya menggunakan jahitan atau diathermy (alat perekat suhu tinggi). Lalu, sayatan dijahit kembali dengan benang yang tersebut dapat diserap oleh kulit.

Kedua, metode vasektomi tanpa pisau bedah menggunakan alat khusus untuk menjepit vas deferens dalam bawah lapisan kulit skrotum tanpa menimbulkan sayatan besar.

Lalu, lubang kecil dibuat untuk mengakses serta memotong saluran sperma, yang dimaksud kemudian ditutup dengan jahit kauterisasi atau metode pemanasan.

Prosedur kontrasepsi ini cenderung menyebabkan tambahan sedikit perdarahan dan juga nyeri pasca operasi, dibandingkan prosedur konvensional.

Setelah melakukan vasektomi, pasien dianjurkan untuk tak melakukan aktivitas atau olahraga yang mana berat terlebih dahulu sekitar selama seminggu.

Sama halnya dengan prosedur medis lainnya, vasektomi memiliki risiko, seperti infeksi, perdarahan, atau nyeri kronis. Akan tetapi, kejadian ini jarang terjadi.

Apabila berjalan risiko tersebut, pasien dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan penanganan atau panduan pemulihan.

Lebih jauh, risiko komplikasi vasektomi secara kritis sangat rendah, juga sebagian besar pria yang mana menjalani prosedur ini tak mengalami kesulitan jangka panjang.

Meskipun secara medis vasektomi bisa saja dikembalikan lantaran adanya pembaharuan kebijakan di dalam masa depan, hasilnya bukan sanggup dijamin berhasil.

Prosedur pembalikan ini sangat jauh lebih besar kompleks jika dibandingkan vasektomi itu sendiri, biayanya pun relatif mahal, kemudian tingkat keberhasilannya tidaklah setiap saat tinggi.

Walaupun vasektomi merupakan prosedur sterilisasi, tidak ada seakan-akan dapat menjaga dari pria dari infeksi menular seksual. Sehingga masih terapkan hubungan seksual yang sehat.

Bagi pria yang digunakan mempertimbangkan vasektomi, dapat konsultasi dengan dokter spesialis urologi lebih tinggi dulu untuk mendapatkan informasi lalu panduan yang tersebut tepat sesuai dengan keadaan kemudian keperluan pasien.

Artikel ini disadur dari Begini cara kerja dan prosedur kontrasepsi vasektomi pada pria 

Related Articles

Back to top button